Hari itu minggu 8 Mei 2016, Pagi yang cerah, mengantarkan kami
kira- kira belasan orang banyaknya melangkahkan kaki ke daerah sekitaran
stasiun Tiara Condong – Kota bandung (Stasiun Kereta
Api Economy Class...sudah kaya sabun
ekonomi untuk cuci piring..hehehehe). apa sebenarnya yang kami
cari...??? Saya sendiri saja bingung mau apa kesana...(efek dari orang ajak langsung ikut..hehehe).
Kebetulan hari itu saya diminta untuk mensharekan pengetahuan saya tentang cara mencuci tangan yang baik
dan benar juga tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar
(tapi materi ttg menyikat gigi ini teman saya Ns. X ....*maaf tak boleh menyebutkan nama ya..soalnya
belum minta ijin sama orgnya...hehehe * yang mensharekannya. soalnya saya
tidak PD, wong gigi saya sendiri saja ada yang tidak beres...kwkwkwkw...apa
kate dunia nantinya...Kedua materi ini
sebenarnya bukan tugas saya saat itu, juga bukan tugas Ns.X...tapi tugas teman
saya Ns. Y, tapi karena beliau dadakan harus kembali ke Flobamora jadi kami
sebagai teman sejawat membantu mengambil alih tugas ini....).
eitssssssssss, actually, bukan ini inti dari kisah saya....So
jangan bosan dulu bacanya.....saya ingin membagikan irisan hatiku yang pedih
melihat kondisi anak jalanan di sekitar stasiun Tiara Condong – Kota Bandung.
Sebut saja namanya Bentos (bukan
nama sebenarnya)...dari namanya sudah pasti jenis kelaminnya laki – laki,
hehehe. usianya kurang lebih 7th....... awal perjumpaan kami saat dia naik
keangkot yang kami tumpangi saat menuju Tiara Condong. Dia duduk di pintu
angkot (bisa dibayang’ kan pintu yang
saya maksudkan???) sambil menyanyikan sebuah lagu religi.....yah, untuk
mendapatkan 200 perak dia harus bernyanyi dari satu angkot ke angkot lainnya.
Awalnya saya merasa biasa aja (dikota metropolitan seperti
kota bandung banyak anak jalanan), tapi yang membuat saya terperangah
adalah dia mengenakan celana merah (celana anak SD
kalau kesekolah). Rasa penasaran saya muncul nih teman – teman, anak ini
nyolong celana orang atau dia memang sekolah ya?? Rasa penasaran saya akhirnya
terjawab karena ternyata anak ini adalah salah satu dari anak jalanan yang
menjadi sasaran kami hari itu untuk berbagi kasih, sehingga sayapun berpikir
saya bisa melakukan indeep interview dengan anak ini di waktu kosng nantinya. Satu
persatu kegiatan yang telah kami siapkan dilaksanakan dibawah komando
penanggungjawab umum.. Pertengahan kegiatan, si Bentos tadi tiba – tiba
menghilang (Tau tidak dia kemana??? saya saja tidak
tahu dia kemana). Ternyata teman saya memperhatikan saat si Bentos pergi
dan apa yang terjadi sama si Bentos...Dia dimarahi dan dihajar oleh seorang
wanita yang masih muda *menurut cerita itu mamanya,
tapi mama tiri...so sad...hiks..hiks....Rasanya seperti di sinetron*. Alasannya
adalah karena si Bentos tidak Ngamen, malah ikut kegiatan kami, yang nantinya
tidak menghasilkan uang untuk dirinya. Oh
Tuhan.....Kejam oh sungguh kejam..... Kira – kira jam 1 siang, tempat
kegiatan kami diguyur hujan. Kegiatan kami diberhentikan untuk sementara sambil
menunggu hujan reda. Beberapa teman berteduh di teras kantor kereta api sekitar
tempat itu dan saya sendiri memilih untuk berteduh di dalam angkot (alasannya hujan datang disaat yg tepat, abis makan siang
pasti ngantuk, jadi tidurnya diangkot saja...hehehe..pu sedih leeee). Ternyata
si Bentos juga memilih untuk berteduh di angkot yang sama dengan diriku, maka
disinilah awal dari diriku melakukan indeep interview dengan si Bentos. Betapa
sedihnya hati saya mendengar ceritanya. Ini kisahnya : Tiap hari sepulang
sekolah dia harus ngamen dijalanan bersama anak – anak lainnya, uang hasil
ngamen diberikan pada Ibu tirinya dan dii wajibkan hasil ngamen setiap hari min
RP.100.000 (ternyata ngamen punya target juga
ya...kwkwkwkw). seandainya tidak mencapai target maka si Bentos dimarahi
dan dipukul dan sering tidak diberi makan, padahal uang hasil ngamennya ada.
Disitulah “Weong Daku Nai”......
Bersambung Lawa.....
Pesan Sponsor : Bersyukurlah selalu dan senantiasa
untuk hidup kita kemarin, hari ini, esok dan selamanya dimanapun kamu pergi dan
berada...karena diluar sana masih banyak orang yang tidak beruntung hidupnya.
mereka butuh sentuhan kita...ulurkanlah tanganmu untuk mereka yang tidak
beruntung hidupnya karena itulah tujuan kamu diciptakan. Jangan terus berefleksi,
tapi lakukan aksimu...karena refleksi tanpa aksi adalah mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar