Jumat, 13 Mei 2016

Hatiku Pedih Tiap Kali Aku Mengingatnya..

Hari itu minggu 8 Mei 2016, Pagi yang cerah, mengantarkan kami kira- kira belasan orang banyaknya melangkahkan kaki ke daerah sekitaran stasiun Tiara Condong – Kota bandung (Stasiun Kereta Api Economy Class...sudah kaya sabun ekonomi untuk cuci piring..hehehehe). apa sebenarnya yang kami cari...??? Saya sendiri saja bingung mau apa kesana...(efek dari orang ajak langsung ikut..hehehe). Kebetulan hari itu saya diminta untuk mensharekan pengetahuan  saya tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar juga tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar
(tapi materi ttg menyikat gigi ini teman saya Ns. X ....*maaf tak boleh menyebutkan nama ya..soalnya belum minta ijin sama orgnya...hehehe * yang mensharekannya. soalnya saya tidak PD, wong gigi saya sendiri saja ada yang tidak beres...kwkwkwkw...apa kate dunia nantinya...Kedua materi ini sebenarnya bukan tugas saya saat itu, juga bukan tugas Ns.X...tapi tugas teman saya Ns. Y, tapi karena beliau dadakan harus kembali ke Flobamora jadi kami sebagai teman sejawat membantu mengambil alih tugas ini....).
eitssssssssss, actually, bukan ini inti dari kisah saya....So jangan bosan dulu bacanya.....saya ingin membagikan irisan hatiku yang pedih melihat kondisi anak jalanan di sekitar stasiun Tiara Condong – Kota Bandung.
Sebut saja namanya Bentos (bukan nama sebenarnya)...dari namanya sudah pasti jenis kelaminnya laki – laki, hehehe. usianya kurang lebih 7th....... awal perjumpaan kami saat dia naik keangkot yang kami tumpangi saat menuju Tiara Condong. Dia duduk di pintu angkot (bisa dibayang’ kan  pintu yang saya maksudkan???) sambil menyanyikan sebuah lagu religi.....yah, untuk mendapatkan 200 perak dia harus bernyanyi dari satu angkot ke angkot lainnya. Awalnya saya merasa biasa aja (dikota metropolitan seperti kota bandung banyak anak jalanan), tapi yang membuat saya terperangah adalah dia mengenakan celana merah (celana anak SD kalau kesekolah). Rasa penasaran saya muncul nih teman – teman, anak ini nyolong celana orang atau dia memang sekolah ya?? Rasa penasaran saya akhirnya terjawab karena ternyata anak ini adalah salah satu dari anak jalanan yang menjadi sasaran kami hari itu untuk berbagi kasih, sehingga sayapun berpikir saya bisa melakukan indeep interview dengan anak ini di waktu kosng nantinya. Satu persatu kegiatan yang telah kami siapkan dilaksanakan dibawah komando penanggungjawab umum.. Pertengahan kegiatan, si Bentos tadi tiba – tiba menghilang (Tau tidak dia kemana??? saya saja tidak tahu dia kemana). Ternyata teman saya memperhatikan saat si Bentos pergi dan apa yang terjadi sama si Bentos...Dia dimarahi dan dihajar oleh seorang wanita yang masih muda *menurut cerita itu mamanya, tapi mama tiri...so sad...hiks..hiks....Rasanya seperti di sinetron*. Alasannya adalah karena si Bentos tidak Ngamen, malah ikut kegiatan kami, yang nantinya tidak menghasilkan uang untuk dirinya. Oh Tuhan.....Kejam oh sungguh kejam..... Kira – kira jam 1 siang, tempat kegiatan kami diguyur hujan. Kegiatan kami diberhentikan untuk sementara sambil menunggu hujan reda. Beberapa teman berteduh di teras kantor kereta api sekitar tempat itu dan saya sendiri memilih untuk berteduh di dalam angkot (alasannya hujan datang disaat yg tepat, abis makan siang pasti ngantuk, jadi tidurnya diangkot saja...hehehe..pu sedih leeee). Ternyata si Bentos juga memilih untuk berteduh di angkot yang sama dengan diriku, maka disinilah awal dari diriku melakukan indeep interview dengan si Bentos. Betapa sedihnya hati saya mendengar ceritanya. Ini kisahnya : Tiap hari sepulang sekolah dia harus ngamen dijalanan bersama anak – anak lainnya, uang hasil ngamen diberikan pada Ibu tirinya dan dii wajibkan hasil ngamen setiap hari min RP.100.000 (ternyata ngamen punya target juga ya...kwkwkwkw). seandainya tidak mencapai target maka si Bentos dimarahi dan dipukul dan sering tidak diberi makan, padahal uang hasil ngamennya ada. Disitulah “Weong Daku Nai”......
Bersambung Lawa.....


Pesan Sponsor : Bersyukurlah selalu dan senantiasa untuk hidup kita kemarin, hari ini, esok dan selamanya dimanapun kamu pergi dan berada...karena diluar sana masih banyak orang yang tidak beruntung hidupnya. mereka butuh sentuhan kita...ulurkanlah tanganmu untuk mereka yang tidak beruntung hidupnya karena itulah tujuan kamu diciptakan. Jangan terus berefleksi, tapi lakukan aksimu...karena refleksi tanpa aksi adalah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar